The Subtle Art of Not Giving A Fu*k
Sooooo,i wanna summarize after done reading a book that is The Subtle Art of Not Giving A Fuck- Mark Manson.I take summary that meaningful in my life and my value life.
JUJUR SAJA, pertama kali saya melihat judul buku ini saya langsung enggan membaca dan berniat untuk menghindarinya,karena dari judul saja menurut saya terlihat sangat klise.Tibalah saat saya melihat satu video yang dimana dr.Tirta menyarankan buku satu ini saya lupa tepatnya dimana yang intinya disalah satu video TikTok.Mulailah hasrat ingin membaca itu tumbuh dan saya bertekad untuk membacanya hingga akhir dan benar saja Mark Manson seolah-olah menghipnotis saya dengan kata-kata dalam bukunya.Saya sangat menikmati ketika membaca per-babnya dari buku ini.
Mark menurut saya adalah orang yang bebal semasa SMA,dia pernah beberapa kali masuk keruangan kepala sekolah.Dan ada satu momen dimana ia berubah ketika temannya wafat saat sedang party dan ketika ia mabuk ia lompat ke bawah dan ditemukan tewas.Insiden tersebut menguncang psikis Mark dan mengubah hidup Mark.
1.Be Aunthentic
Yaitu, bahwasanya kita jadilah diri sendiri dimanapun kita berada.Kita gabisa selalu mengasihi ego atau perasaan orang lain.Mark menuliskan kisah seorang pemabuk yang akhirnya menjadi penulis karena ke Aunthentic-an dirinya.Dan bigmo atau jannah seorang streamer juga mengatakan hal yang sama dan itu sangat membekas dihati saya.
2.Semakin Mengejar Semakin Menjauh
Mark memaparkan bahwasanya,Hasrat untuk mengejar semakin banyak pengalaman positif itu sendiri sesungguhnya adalah sebuah pengalaman negatif.Sebaliknya,secara paradoksal,penerimaan seseorang terhadap pengalaman negatifnya justru merupakan sebuah pengalaman positif.
3.Ketidakpastian merupakan akar dari semua kemajuan dan pertumbuhan.
Ya,prinsip ini benar benar bekerja dalam hidup saya,saya merasa tidak tahu apa-apa dan itulah yang menjadikan saya terus semangat belajar hal baru lagi dan lagi.
4.Jangan merasa istimewa
Prinsip keempat yang saya ingat ini adalah banyak juga merubah hidup saya,yang saya mengakui diri saya sebelumnya adalah orang spesial didunia ini seolah-olah memang dunia bekerja untuk saya.Padahal saya hanya bagian kecil dari dunia ini.Saya layaknya orang orang di luar.Bukan orang genius apalagi punya kekuatan super.Ya, akhirnya saya menyadari saya orang biasa yang sok istimewa.Akhirnya setelah saya tahu nilai ini saya tidak selalu menyalahkan orang orang sekitar, apalagi Tuhan.😅😅
5.Kedalaman pengalaman terkadang lebih baik daripada luasnya pengalaman.
Saya ingat,Mark menyadari ini setelah ia banyak berkeliling dunia,dan ia merasa hampa.Memilih Kualitasdaripada Kuantitas Pengalaman
Manson berpendapat bahwa di dunia modern ini, kita terus-menerus didorong untuk mencari "lebih": lebih banyak uang, lebih banyak barang, lebih banyak teman, lebih banyak pengalaman. Media sosial dan budaya konsumerisme sering kali menciptakan ilusi bahwa hidup yang baik adalah hidup yang penuh dengan berbagai aktivitas dan pencapaian. Ini mendorong kita untuk mengejar keluasan pengalaman, yaitu mencoba segala sesuatu yang mungkin, bepergian ke banyak tempat, atau memiliki banyak hobi.
Namun, Manson menunjukkan bahwa pengejaran tanpa henti akan keluasan pengalaman ini bisa menjadi bumerang.
1. Penyebaran Energi: Ketika kita mencoba melakukan terlalu banyak hal atau peduli pada terlalu banyak hal, energi dan fokus kita akan tersebar. Akibatnya, kita mungkin tidak pernah benar-benar mendalami atau menguasai apa pun.
2. Kekosongan: Banyak pengalaman yang kita kejar mungkin terasa dangkal atau tidak memuaskan dalam jangka panjang karena kita tidak menginvestasikan diri secara penuh di dalamnya. Ini bisa memicu perasaan kosong atau tidak berarti.
3. Perbandingan yang Tidak Sehat: Dengan terus mencari pengalaman baru, kita sering kali tanpa sadar membandingkan diri dengan orang lain yang tampaknya "memiliki lebih banyak" atau "melakukan lebih banyak". Ini bisa memicu kecemasan, rasa tidak cukup, dan ketidakbahagiaan.
Komentar
Posting Komentar