Oh Ibu yang Baik Hati
Disuatu pagi pergilah aku dan ayah untuk melaksanakan Sholat Shubuh berjamaah di Masjid Al-Mutaqqin.Setibanya disana Kami sholat berjamaah seperti biasa.Andai kalian tahu salah satu faktor saya suka diajak sholat disitu karena masjid dikelola dengan baik wangi,bersih,dan nyaman.Tapi shubuh kala itu di heningnya fajar yang sepi diimaminya lah sholat shubuh tersebut oleh Imam yang Bacaannya Sangat Elok.Beliau bagaikan penyanyi yang bisa menyanyikan lagu apa saja,yap Imam tersebut bisa banyak sekali irama/lantunan saat membacakan ayat ayat Al-Quran.Saya jamin jika kalian ikut berjamaah kalian akan tersihir oleh suaranya sehingga kalian tengelam dalam ibadah yang suci itu.Dan Imam itu bukan lain adalah Guru saya sendiri sewaktu Ia masih mengajar di Pondok Pesantren Syajaratun Thayyibah.Namanya Ustad Hamdan Rizkillah.Beliau salah satu ustad yang saya kenal sebagai orang yang lemah lembut,baik hati,legowo atau murah hati,dan mungkin masih banyak lagi tapi sekarang hanya sifat itulah yang terlintas dibenak saya saat ini jika mengingat beliau lagi.
Nah,saya lanjut kecerita sebenarnya saya sehabis sholat,pergilah saya ke Pondok untuk murojaah sehabis shubuh.Singkat cerita saya pulang dari pondok kembali kemasjid ketika saya sholat shubuh tadi untuk menjemput Abi,karena memang beliau minta dijemput ketika waktu Syuruq.Ditengah perjalanan ketika saya sedang melewati Pasar Pagi yang mana tempat tersebut itu sangat ramai layaknya semut yang bergerombol sana sini ketika melihat suatu makanan pergi kesana-kemari,kekanan dan kekiri,di tengah keramaian tersebut MATILAH MOTORKU,dan oh saya begitu bingung karena tak pernah mengalami hal tersebut dihidup entah apa yang menyebabkan motorku mati mendadak.Jadilah macet dibelakang motorku karena tiba-tiba mati.Untung saja aku cepat-cepat mendorong motor sekuat tenaga hingga kepinggir.Dipinggiran jalan saya coba stater kalo bahasa Kebumen,layaknya orang yang sedang diburu waktu karena mengejar jadwal kereta di stasiun,entah apa yang saya kejar waktu itu.Rasanya ingin buru-buru menyalakan motor dan pergi.Nyeletuk seorang bapak tukang parkir "Mas,coba cek bensinnya".Dalam hati "Iya juga ya....kenapa tak terpikir olehku untuk mengecek hal itu".Kenapa aku tak tahu hal tersebut karena indikator tangki bensin di Speedometer itu mati,karena pagi itu kami mengunakan motor butut yang hal hal fundamental disuatu motor saja sudah tak berfungsi.Singkat cerita sudah kucek dan ternyata benar KOSONG BLONG.....dalam hati rasanya ingin marah kenapa Abi tak mempertimbangkan hal ini,karena Abi memang yang sehari-hari memakai motor itu.Kutuntunlah sepeda motor tersebut dengan banyak suara dihati dan dikepala berusaha mengusir hal-hal yang memang mebuat hatiku kotor dan akhirnya saya benar benar ikhlas untuk menuntun motor tersebut dan seraya mengobrol sendiri dengan diri sendiri layaknya memang ada dua orang di jiwa ini.
Saat sesampainya dipertigaan Pasar Koplak yang orang Kebumen tahu,tiba-tiba seorang Bapak "Kenapa mas?" seraya menninggikan suara yang memang sepertinya sengaja agar semua orang menoleh kebapak itu,termasuk saya menolah dan ternyata memang hal itu sepertinya tertuju padaku,ketika aku menoleh bapak tersebut menoleh kepadaku."Iya pak habis ini bensinya" jawabku dan aku berhenti,teringatlah bahwa memang aku tak membawa uang sepeserpun."Tapi saya gabawa uang pak".Deresponlah pernyataan tersebut layaknya orang basa-basi seperti nanti saja bayarnya,balik lagi dan lain-lain.Tapi Seorang yang menurut layaknya Malaikat pagi itu berkata"Udah mas saya bayarin".Waduh buru-buru saya menoleh kesumber suara tersebut dan ternyata itu seorang ibu-ibu yang sedang bersiap pulang kerumah sehabis berbelanja dari Pasar Pagi.Sayapun selayaknya orang Jawa muncul rasa tidak enak dan sebagainya dihati,tapi dilain sisi ini saya yakin betul bahwa ini adalah pertolongan dari Allah karena saya sudah benar benar mengikhlaskan mendorong motor karena mogok.Saya sebetulnya bodoh betul jika harus berbasa-basi kepada orang tua,dan beberapa kalimat keluar dari mulut seperti,Nama ibu siapa?,Rumahnya mana?dan banyak ucapan terimakasih karena saya benar benar bingung merespon apa.Tetapi dari banyaknya pertanyaan yang saya lontarkan hanya tempat tinggalnya lah yang dijawab,selebihnya beliau memang tidak mau memberitahukannya karena mungkin saya berbaik sangka untuk menjaga keikhlasan.Dan diakhir percakapan saya hanya bisa mengucapkan "semoga berkah selalu ya bu" ya doa sesederhana itu yang semoga Allah menerima dan membalasnya dengan sebaik baiknya.Pergilah saya melanjutkan perjalanan menjemput Abi,dan pulang kerumah.
Diakhir cerita,ketika dirumah saya menyumpahi taakan mengendarai motor tersebut dihadapan kedua orangtuaku.Dan Orang Tuaku hanya cekikikan karena memang mungkin melihat bahasa tubuhku seperti bercanda,saya sendiri juga tidak tahu itu serius atau tidak.Kejadian indah tersebut terjadi pada Kamis,3 Juli 2025.saya akan ingat selalu kebaikan ibu itu,dan saya abadikan disini.Terimakasih Allah dan Ibu itu.
Komentar
Posting Komentar